Pages

Selasa, 09 Desember 2014

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA MODERN SPEKTROMETER



Spektrometer

Yulita Inayatus Shiddiqah, Nurul Rosyidah
Jurusan Fisika, Fakultas
MIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail:
vivat.itsku@gmail.com

AbstrakTelah dilakukan percobaan spektrometer bdengan tujuan untuk mempelajari teori spektrometer prisma dengan pendekatan eksperimental, mengamati spektrum warna cahaya dari panjang gelombang tertentu, menentukan indeks bias prisma kaca, serta menentukan panjang gelombang dengan menggunakan prisma yang telah dikalibrasi. Alat yang digunakan adalah spektrometer. Cara melakukan percobaan adalah; pertama lampu gas diletakkan kemudian disejajarkan menggunakan kolimator. Kemudian lampu dinyalakan dengan tegangan tinggi PLN. Spektrum yang terbentuk pada prisma diamati dan dicatat sudut yang ditunjukkan oleh skala vernier. Dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Lakukan langkah-langkah tersebut untuk lampu gas yang lain.  Hasil percobaan menujukkan bahwa indeks bias kaca prisma adalah 1.83 serta panjang gelombang untuk lampu Hidrogen, warna merah 681.25 nm, warna orange 543.75 nm, warna kuning 537.5 nm, warna hijau muda 500 nm, warna hijau tua 443.75 nm, dan warna ungu adalah  393.75 nm. Sedangkan untuk lampu helium panjang gelombang untuk warna merah adalah 716,67 nm, warna jingga  650 nm, warna hijau 533,33 nm, warna biru  450 nm, dan ungu 416.67 nm.


Kata Kuncispektrometer prisma, indeks bias, panjang gelombang, spektrum warna.

I.     PENDAHULUAN

Cahaya mempunyai sifat yang dapat dipantulkan dan dibiaskan. Jika kita melihat benda yang berasa didalam air maka benda akan kelihatan lebih dekat. Hal ini karena peristiwa pembiasan atau refraksi. Sedangkan pada pemantulan dapat dibedakan berdasarkan bidang pantulnya, dimana cahaya akan terpantul sempurna jika dipantulkan oleh bidang datar dan akan memantul secara tidak teratur jika pada bidang yang tidak rata.
Salah satu alat yang bekerja berdasarkan prinsip tersebut adalah spektrometer. Spektrometer mempunyai sebuah prisma didalamnya dan berfungsi untuk mendispersikan cahaya menjadi beberapa warna spektrum tertentu. Agar kita dapat memahami tentang sifat cahaya, serta spektrum warna gas tertentu maka dirasa perlu untuk melakukan percobaan spektrometer ini.
Menurut teori gelombang, gelombang cahaya menyebar dari suatu sumber seperti riak menyebar dari permukaaan air
Perambatan cahaya paling baik dijelaskan dengan model gelombang tetapi pemahaman tentang pemancaran dan penyerapan memerlukan pendekatan partikel. Dari semua analisis pengukuran sampai tahun 1983, nilai yang paling mungkin untuk laju cahaya saat itu adalah[4]
                C = 2,99792458 x 108 m/s .....................(2.1)
Bila sudut datang, sudut pantul, sudut bias disimbolkan θi, θr, dan θt masing-masing terhadap normal bidang AB. Secara eksperimental dapat diturunkan hukum-hukum sebagai berikut :
1. sinar datang, sinar pantul, dan sinar bias yang
    diteruskan serta normal bidang semuanya terletak
    dalam satu bidang.
2. sudut datang θi sama dengan sudut pantul θr.
3. perbandingan antara sinus sudut datang dengan
    sinus sudut bias adalah konstan. Hal ini dikenal
    dengan hukum snellius, dan dinyatakan dalam :
                            sin θi/sin θi = n21 ...................... (2.2)
konstanta n21 disebut indeks bias medium (2) relatif terhadap medium (1). .[2]
      Suatu prisma adalah medium yang dibatasi oleh dua bidang permukaan yang saling membentuk sudut α. Prisma dapat mendispersikan cahaya polikromatik menjadi cahaya monokromatik. Jika gas atomik atau uap atomik yang bertekanan sedikit dibawah tekanan atmosfer “dieksitasikan” biasanya dengan melakukan arus listrik, radiasi yang dipancarkan mempunyai spektrum yang berisi hanya panjang gelombang tertentu saja. Spektrometer yang sesungguhnya memakai kisi difraksi. Setiap unsur memperlihatkan spektrum garis yang unik bila sampelnya dalam fase uap dieksitasikan; jadi spektroskopi merupakan alat yang berguna untuk menganalisis komposisi zat yang tak diketahui.
                        n = ....................................(2.3)
      Jumlah, kekuatan, dan kedudukan yang tepat dari garis spektrum dari suatu unsur tergantung pada temperatur, tekanan, keberadaan listrik dan medan magnet, dan gerak dari sumber.
    Tulisan ini melaporkan hasil percobaan spektrometer. Yaitu mengetahui indeks bias prisma serta mengetahui spektrum warna berdasarkan panjang gelombangnya. .[1]

II.     METODE

     Pada percobaan spektrometer kali ini akan diukur sudut yang terbaca pada skala vernier saat membaca spektrum warna. Kemudian dari sudut tersebut dapat ditentukan nilai indeks bias prisma. Sehingga pada percobaan spektrometer ini memiliki nilai output berupa kuantitatif. Kemudian data yang diperoleh diolah dalam bentuk grafik antara indeks bias dan nilai panjang gelombang berdasarkan referensi. Dari grafik ini dapat diketahui nilai panjang gelombang setiap warna hasil percobaan.

 











 

         III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan percobaan, maka diperoleh data sudut deviasi dengan tiga kali pengulangan sebagai berikut :
3.1 Tabel data sudut deviasi pada lampu gas helium
Warna
β (sudut deviasi)
β rata-rata
1
2
3
Merah
71,6
71,7
71,7
71,67
Jingga
72,2
72,2
72,2
72,2
Hijau
73,3
73,2
73,2
73,23
Biru
73,9
73,9
73,9
73,9
Ungu
74.3
74.3
74.3
74.3

3.2  Tabel data sudut deviasi pada lampu gas hidreogen
Warna
β (sudut deviasi)
β rata-rata
1
2
3
Merah
71.3
71.3
71.3
71.3
Orange
71.4
71.3
71.3
71.33
Kuning
71.5
71.5
71.5
71.50
Hijau Muda
72,5
72,2
72,2
72.3
Hijau Tua
73.6
73,7
73.7
73.67
Ungu
74.7
74.7
74.8
74.73

Berdasarkan data hasil percobaan pada lampu gas hidrogen dan helium diatas dapat diketahui bahwa setiap warna spektrum yang muncul pada prisma mempunyai frekuensi dan panjang gelombang yang berbeda. Pada warna ungu sudut deviasi merupakan sudut terbesar sedangkan sudut deviasi terkecil terjadi pada warna merah hal ini dikarenakan besar sudut deviasi sebanding dengan frekuensi gelombang. Karena warna ungu merupakan warna yang meliki frekuensi terbesar sehingga sudut deviasi yang dihasilkan juga paling besar, sedangkan pada warna merah yang memiliki frekuensi yang paling kecil sehingga sudut deviasi yang dihasilkan juga yang paling kecil.
Dari data hasil percobaan pada tabel 3.1 dan 3.1 dapat dihitung nilai indeks bias untuk masing-masing spektrum warna dengan menggunakan persamaan (2.3) dengan 600 karena pada prisma merupakan segitiga sama sisi. Dari perhitungan ini, diperoleh hasil indeks bias sebagai berikut:
3.3 Tabel data indeks bias pada lampu gas helium
Warna
Indeks bias (n)


Merah
1,824

Kuning
1,828

Hijau
1,835

Biru
1,84

Ungu
1,842

n rata
1.83


3.4 Tabel data indeks bias pada lampu gas hidrogen
Warna
Indeks bias (n)


Merah
1,833

Orange
1,822

Kuning
1,823

Hijau Muda
1,829

Hijau Tua
1,838

Ungu
1,846

n rata
1.83


Dari hasil perhitungan di atas, maka dapat dirata-rata nilai dari indeks bias pada masing – masing lampu. Untuk lampu Hidrogen diperoleh nilai indeks bias sebesar 1.83 dan pada lampu Helium sebesar 1.83. Sehingga diperoleh indeks bias dari prisma kaca adalah 1.83.
Setelah didapatkan data indeks bias, langkah selanjutnya adalah nilai panjang gelombang dari masing warna untuk setiap lampu gas dengan menggunakan formula Cauchy yaitu  n = Al+B. Nilai panjang gelombang dapat diperoleh dengan meregresi linier antara indeks bias dengan panjang gelombang referensi berikut ini.
Gambar 3.1 Grafik indeks bias dengan panjang gelombang refrensi pada lampu gas hidrogen
Gambar 3.2 Grafik indeks bias dengan panjang gelombang refrensi pada lampu gas helium
Dari grafik di atas, diperoleh nilai kosntanta  A pada lampu gas helium adalah  -0.0006 dan nilai  konstanta B adalah 1.867.  Sementara pada lampu Hidrogen, nilai A adalah -0.00016 dan nilai B adalah 1.909 setelah nilai konstanta A dan B diperoleh, maka langkah selanjutnya menghitung l. Dari Formula Cauchy diperoleh nilai panjang gelombang dalam tabel berikut.

Tabel 3.5 Panjang gelombang pada lampu helium
Warna
l (nm)


Merah
716.67

Jingga
650

Hijau
533.33

Biru
450

Ungu
416.67



 Tabel 3.6 Panjang gelombang pada lampu hydrogen
Warna
l (nm)


Merah
681.25

Orange
543.75

Kuning
537.5

Hijau Muda
500

Hijau Tua
443.75

Ungu
393.75


Berdasarkan pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai panjang gelombang tertinggi adalah warna merah pada  kedua lampu gaxs tersebut. Dan warna yang memiliki panjang gelombang terpendek adalah warna ungu.    
Dari hasil panjang gelombang di atas langkah selanjutnya adalah mencari error dengan panjang gelombang yang diperoleh dari referensi. Nilai error didapatkan dengan cara membandingkan antara nilai panjang gelombang hasil percobaan dengan panjang gelombang referensi. Berikut adalah nilai error untuk panjang gelombang.
Tabel 3.7 Nilai error pada panjang gelombang lampu gas helium
Warna
l Percobaan (nm)
l referensi
Error
Merah
716.67
680
1.053
Jingga
650
580
1.12
Hijau
533.33
530
1.006
Biru
450
450
1
Ungu
416.67
380
1.096
Tabel 3.8 Nilai error pada panjang gelombang lampu gas helium
Warna
l Percobaan (nm)
l referensi
Error
Merah
681.25
680
1
Orange
543.75
620
0.87
Kuning
537.5
580
0.92
Hijau Muda
500
525
0.95
Hijau Tua
443.75
480
0.92
Ungu
393.75
400
0.98

III.     KESIMPULAN

Dari percobaan spektrometer maka dapat ditarik kesimpulan bahwa indeks bias kaca prisma adalah 1.83 serta panjang gelombang untuk lampu Hidrogen, warna merah 681.25 nm, warna orange 543.75 nm, warna kuning 537.5 nm, warna hijau muda 500 nm, warna hijau tua 443.75 nm, dan warna ungu adalah  393.75 nm. Sedangkan untuk lampu helium panjang gelombang untuk warna merah adalah 716,67 nm, warna jingga  650 nm, warna hijau 533,33 nm, warna biru  450 nm, dan ungu 416.67 nm.
           
              UCAPAN TERIMA KASIH
  penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten, rekan-rekan praktikan dan semua pihak terkait praktikum spektrometer dalam melakukan percobaan dan penyelesaian laporan ini
DAFTAR PUSTAKA
[1]   Beiser, Liong. 2003. “Konsep Fisika Modern”. Eelangga, Jakarta.
[2]   Dosen – dosen FISIKA. 2011. “FISIKA DASAR II”. ITS Press, Surabaya.
[3]   Nolan, Peter. 1993. ”Fundamental of college physics “. Brown Publishers, Melbourne.
[4]   Young, Freedman. 2008. “FISIKA UNIVERSITAS”. Erlangga, Jakarta.

2 komentar:

  1. Casinos Nearby | MapyRO
    1. Fairmont 영천 출장샵 Way, Fort McDowell, Minnesota. Distance: 5.9 목포 출장안마 mi. Surface: 보령 출장안마 Clear. Surface: Clear. Height: 파주 출장마사지 6 in. Rating: 3.3 · ‎51 votes · ‎Price 부산광역 출장안마 range: $$

    BalasHapus