Spektrometer
|
Yulita Inayatus Shiddiqah, Nurul Rosyidah
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief
Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: vivat.itsku@gmail.com |
Abstrak—Telah dilakukan percobaan spektrometer bdengan tujuan
untuk mempelajari teori spektrometer prisma dengan pendekatan eksperimental,
mengamati spektrum warna cahaya dari panjang gelombang tertentu, menentukan
indeks bias prisma kaca, serta menentukan panjang gelombang dengan menggunakan
prisma yang telah dikalibrasi. Alat yang digunakan adalah spektrometer. Cara
melakukan percobaan adalah; pertama lampu gas diletakkan kemudian disejajarkan
menggunakan kolimator. Kemudian lampu dinyalakan dengan tegangan tinggi PLN.
Spektrum yang terbentuk pada prisma diamati dan dicatat sudut yang ditunjukkan
oleh skala vernier. Dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Lakukan
langkah-langkah tersebut untuk lampu gas yang lain.
Hasil
percobaan
menujukkan bahwa indeks bias kaca prisma
adalah 1.83 serta panjang gelombang untuk lampu
Hidrogen, warna merah 681.25 nm, warna orange 543.75 nm, warna kuning 537.5 nm, warna hijau muda 500 nm, warna hijau tua 443.75 nm, dan warna ungu adalah
393.75 nm. Sedangkan untuk
lampu helium panjang gelombang untuk warna merah adalah 716,67 nm, warna jingga 650 nm, warna hijau 533,33 nm, warna biru 450 nm, dan ungu 416.67 nm.
|
Kata Kunci—spektrometer prisma,
indeks bias, panjang gelombang, spektrum warna.
|
I. PENDAHULUAN
Cahaya mempunyai sifat yang dapat
dipantulkan dan dibiaskan. Jika kita melihat benda yang berasa didalam air maka
benda akan kelihatan lebih dekat. Hal ini karena peristiwa pembiasan atau
refraksi. Sedangkan pada pemantulan dapat dibedakan berdasarkan bidang
pantulnya, dimana cahaya akan terpantul sempurna jika dipantulkan oleh bidang
datar dan akan memantul secara tidak teratur jika pada bidang yang tidak rata.
Salah satu alat yang bekerja berdasarkan prinsip tersebut
adalah spektrometer. Spektrometer mempunyai sebuah prisma didalamnya dan
berfungsi untuk mendispersikan cahaya menjadi beberapa warna spektrum tertentu.
Agar kita dapat memahami tentang sifat cahaya, serta spektrum warna gas
tertentu maka dirasa perlu untuk melakukan percobaan spektrometer ini.
Menurut teori gelombang, gelombang cahaya menyebar dari
suatu sumber seperti riak menyebar dari permukaaan air
Perambatan cahaya paling baik dijelaskan dengan model
gelombang tetapi pemahaman tentang pemancaran dan penyerapan memerlukan
pendekatan partikel. Dari semua analisis pengukuran sampai tahun 1983, nilai
yang paling mungkin untuk laju cahaya saat itu adalah[4]
C = 2,99792458 x 108 m/s
.....................(2.1)
Bila sudut datang, sudut pantul, sudut bias disimbolkan θi, θr,
dan θt masing-masing terhadap normal
bidang AB. Secara eksperimental dapat diturunkan hukum-hukum sebagai berikut :
1. sinar datang, sinar pantul, dan sinar bias yang
diteruskan
serta normal bidang semuanya terletak
dalam satu
bidang.
2. sudut datang θi
sama dengan sudut pantul θr.
3. perbandingan antara sinus sudut datang dengan
sinus sudut
bias adalah konstan. Hal ini dikenal
dengan hukum
snellius, dan dinyatakan dalam :
sin θi/sin θi = n21 ......................
(2.2)
konstanta n21 disebut indeks bias medium (2) relatif terhadap
medium (1). .[2]
Suatu prisma adalah medium yang dibatasi
oleh dua bidang permukaan yang saling membentuk sudut α. Prisma dapat
mendispersikan cahaya polikromatik menjadi cahaya monokromatik. Jika gas atomik
atau uap atomik yang bertekanan sedikit dibawah tekanan atmosfer
“dieksitasikan” biasanya dengan melakukan arus listrik, radiasi yang
dipancarkan mempunyai spektrum yang berisi hanya panjang gelombang tertentu
saja. Spektrometer yang sesungguhnya memakai kisi difraksi. Setiap unsur
memperlihatkan spektrum garis yang unik bila sampelnya dalam fase uap
dieksitasikan; jadi spektroskopi merupakan alat yang berguna untuk menganalisis
komposisi zat yang tak diketahui.
n =
....................................(2.3)
Jumlah, kekuatan, dan kedudukan yang
tepat dari garis spektrum dari suatu unsur tergantung pada temperatur, tekanan,
keberadaan listrik dan medan magnet, dan gerak dari sumber.
Tulisan ini melaporkan hasil percobaan
spektrometer. Yaitu mengetahui indeks bias prisma serta mengetahui spektrum
warna berdasarkan panjang gelombangnya. .[1]
II. METODE
Pada
percobaan spektrometer kali ini akan diukur sudut yang terbaca pada skala
vernier saat membaca spektrum warna. Kemudian dari sudut tersebut dapat ditentukan
nilai indeks bias prisma. Sehingga pada percobaan spektrometer ini memiliki
nilai output berupa kuantitatif. Kemudian data yang diperoleh diolah dalam
bentuk grafik antara indeks bias dan nilai panjang gelombang berdasarkan
referensi. Dari grafik ini dapat diketahui nilai panjang gelombang setiap warna
hasil percobaan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan percobaan, maka diperoleh data
sudut deviasi dengan tiga kali pengulangan sebagai berikut :
3.1
Tabel data sudut deviasi pada lampu gas helium
Warna
|
β
(sudut deviasi)
|
β
rata-rata
|
||
1
|
2
|
3
|
||
Merah
|
71,6
|
71,7
|
71,7
|
71,67
|
Jingga
|
72,2
|
72,2
|
72,2
|
72,2
|
Hijau
|
73,3
|
73,2
|
73,2
|
73,23
|
Biru
|
73,9
|
73,9
|
73,9
|
73,9
|
Ungu
|
74.3
|
74.3
|
74.3
|
74.3
|
3.2 Tabel data sudut deviasi pada lampu gas
hidreogen
Warna
|
β
(sudut deviasi)
|
β
rata-rata
|
||
1
|
2
|
3
|
||
Merah
|
71.3
|
71.3
|
71.3
|
71.3
|
Orange
|
71.4
|
71.3
|
71.3
|
71.33
|
Kuning
|
71.5
|
71.5
|
71.5
|
71.50
|
Hijau Muda
|
72,5
|
72,2
|
72,2
|
72.3
|
Hijau Tua
|
73.6
|
73,7
|
73.7
|
73.67
|
Ungu
|
74.7
|
74.7
|
74.8
|
74.73
|
Berdasarkan data hasil percobaan pada
lampu gas hidrogen dan helium diatas dapat diketahui bahwa setiap
warna spektrum
yang muncul pada prisma mempunyai
frekuensi dan panjang gelombang yang berbeda. Pada warna ungu sudut deviasi
merupakan sudut terbesar sedangkan sudut deviasi terkecil terjadi pada warna
merah hal ini dikarenakan besar sudut deviasi sebanding dengan frekuensi
gelombang. Karena warna ungu merupakan warna yang meliki frekuensi terbesar
sehingga sudut deviasi yang dihasilkan juga paling besar, sedangkan pada warna
merah yang memiliki frekuensi yang paling
kecil sehingga sudut deviasi yang dihasilkan juga yang paling kecil.
Dari
data hasil percobaan pada tabel 3.1 dan 3.1 dapat dihitung nilai indeks bias
untuk masing-masing spektrum warna dengan menggunakan persamaan (2.3) dengan
600
karena pada prisma merupakan segitiga sama sisi. Dari perhitungan ini, diperoleh hasil indeks
bias sebagai berikut:
3.3 Tabel data indeks bias pada lampu gas helium
Warna
|
Indeks
bias (n)
|
|
Merah
|
1,824
|
|
Kuning
|
1,828
|
|
Hijau
|
1,835
|
|
Biru
|
1,84
|
|
Ungu
|
1,842
|
|
n rata
|
1.83
|
3.4 Tabel data indeks bias pada lampu gas hidrogen
Warna
|
Indeks
bias (n)
|
|
Merah
|
1,833
|
|
Orange
|
1,822
|
|
Kuning
|
1,823
|
|
Hijau Muda
|
1,829
|
|
Hijau Tua
|
1,838
|
|
Ungu
|
1,846
|
|
n rata
|
1.83
|
Dari hasil perhitungan di atas,
maka dapat dirata-rata nilai dari indeks
bias pada masing – masing lampu. Untuk lampu Hidrogen diperoleh nilai indeks
bias sebesar 1.83 dan pada lampu Helium sebesar 1.83.
Sehingga diperoleh indeks bias dari prisma kaca adalah 1.83.
Setelah
didapatkan data indeks bias, langkah selanjutnya adalah nilai panjang gelombang dari masing warna untuk setiap lampu gas dengan
menggunakan formula Cauchy yaitu n = Al+B. Nilai panjang gelombang dapat diperoleh dengan
meregresi linier antara indeks bias dengan panjang gelombang referensi berikut
ini.
Gambar 3.1 Grafik indeks bias dengan panjang gelombang refrensi pada lampu gas
hidrogen
Gambar 3.2 Grafik indeks bias dengan panjang gelombang refrensi pada lampu gas
helium
Dari grafik di atas, diperoleh nilai kosntanta A pada lampu gas helium adalah -0.0006 dan nilai konstanta B adalah 1.867. Sementara pada lampu Hidrogen, nilai A adalah
-0.00016 dan
nilai B adalah 1.909 setelah nilai konstanta A dan B diperoleh, maka
langkah selanjutnya
menghitung l. Dari Formula Cauchy diperoleh
nilai panjang gelombang dalam tabel berikut.
Tabel
3.5 Panjang gelombang pada lampu helium
Warna
|
l (nm)
|
|
Merah
|
716.67
|
|
Jingga
|
650
|
|
Hijau
|
533.33
|
|
Biru
|
450
|
|
Ungu
|
416.67
|
Tabel 3.6 Panjang
gelombang pada lampu hydrogen
Warna
|
l (nm)
|
|
Merah
|
681.25
|
|
Orange
|
543.75
|
|
Kuning
|
537.5
|
|
Hijau Muda
|
500
|
|
Hijau Tua
|
443.75
|
|
Ungu
|
393.75
|
Berdasarkan pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa
nilai panjang gelombang tertinggi adalah warna merah pada kedua lampu
gaxs
tersebut. Dan warna yang memiliki panjang
gelombang terpendek adalah warna ungu.
Dari hasil
panjang gelombang di atas langkah selanjutnya adalah mencari error dengan
panjang gelombang yang diperoleh dari referensi. Nilai error
didapatkan dengan cara membandingkan antara nilai panjang gelombang hasil
percobaan dengan panjang gelombang referensi. Berikut adalah nilai error untuk panjang gelombang.
Tabel 3.7 Nilai error pada panjang gelombang lampu gas helium
Warna
|
l Percobaan (nm)
|
l referensi
|
Error
|
Merah
|
716.67
|
680
|
1.053
|
Jingga
|
650
|
580
|
1.12
|
Hijau
|
533.33
|
530
|
1.006
|
Biru
|
450
|
450
|
1
|
Ungu
|
416.67
|
380
|
1.096
|
Tabel 3.8 Nilai error pada panjang gelombang lampu gas helium
Warna
|
l Percobaan (nm)
|
l referensi
|
Error
|
Merah
|
681.25
|
680
|
1
|
Orange
|
543.75
|
620
|
0.87
|
Kuning
|
537.5
|
580
|
0.92
|
Hijau Muda
|
500
|
525
|
0.95
|
Hijau Tua
|
443.75
|
480
|
0.92
|
Ungu
|
393.75
|
400
|
0.98
|
III. KESIMPULAN
Dari percobaan
spektrometer maka dapat ditarik kesimpulan bahwa indeks bias kaca prisma adalah 1.83 serta
panjang gelombang untuk lampu Hidrogen, warna merah 681.25 nm, warna orange 543.75 nm, warna kuning 537.5 nm, warna hijau muda 500 nm, warna hijau tua 443.75 nm, dan warna ungu adalah 393.75 nm. Sedangkan untuk lampu helium panjang gelombang untuk warna
merah adalah 716,67 nm, warna jingga 650 nm, warna hijau 533,33 nm, warna biru 450 nm, dan ungu 416.67 nm.
UCAPAN TERIMA KASIH
penulis mengucapkan
terima kasih kepada asisten, rekan-rekan praktikan dan semua pihak terkait praktikum
spektrometer dalam melakukan percobaan dan penyelesaian laporan ini
DAFTAR
PUSTAKA
[1] Beiser, Liong. 2003.
“Konsep Fisika Modern”. Eelangga, Jakarta.
[2] Dosen – dosen FISIKA.
2011. “FISIKA DASAR II”. ITS Press, Surabaya.
[3] Nolan, Peter. 1993.
”Fundamental of college physics “. Brown Publishers, Melbourne.
[4] Young, Freedman. 2008.
“FISIKA UNIVERSITAS”. Erlangga, Jakarta.
Casinos Nearby | MapyRO
BalasHapus1. Fairmont 영천 출장샵 Way, Fort McDowell, Minnesota. Distance: 5.9 목포 출장안마 mi. Surface: 보령 출장안마 Clear. Surface: Clear. Height: 파주 출장마사지 6 in. Rating: 3.3 · 51 votes · Price 부산광역 출장안마 range: $$
ad873 afforebag su732
BalasHapus