Pages

Selasa, 09 Desember 2014

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA MODERN KONSTANTA PLANCK



Konstanta Planck

Yulita Inayatus Shiddiqah, Ridlo Fajrittamam
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi
Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail:
vivat.itsku@gmail.com

Abstrak—Sebuah percobaan konstanta planck telah selesai dilakukan. Percobaan ini bertujuan untuk menentukan fungsi kerja suatu material dan nilai konstanta planck. Peralatan dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu planck’s constant experiment apparatus, tegangan AC 220 volt, dan filter warna (merah, kuning, hijau, biru). Percobaan ini menggunakan konsep efek fotolistrik. Data yang diperoleh berupa arus keluaran (Iout) dan stopping potensial (Vs). Percobaan dilakukan dengan memberikan variasi pada intensitas cahaya (intensitas 1, 2, 3, dan 4), variasi pada frekuensi cahaya (filter warna merah, kuning, hijau dan biru) serta variasi sensitivitas (0,1 dan 1). Fungsi kerja dan nilai konstanta planck diperoleh dari perhitungan berdasarkan regresi linier pada grafik hubungan frekuensi dengan stopping potensial. Dari percobaan konstanta planck ini dapat disimpulkan bahwa konstanta planck yang paling mendekati nilai konstanta planck sesungguhnya terjadi pada saat sensitivitas 1, intensitas 3 yaitu sebesar 6.2896x10-34 J.s. Fungsi kerja yang dihasilkan sebesar 1.291 eV dan eror yang terjadi sebesar 5.0784%.

Kata Kunci—Konstanta planck, fungsi kerja, intensitas cahaya.

I.     PENDAHULUAN


cahaya mempunyai sifat yang dapat dipantulkan dan dibiaskan. Jika kita melihat benda yang berasa didalam air maka benda akan kelihatan lebih dekat. Hal ini karena peristiwa pembiasan atau refraksi. Sedangkan pada pemantulan dapat dibedakan berdasarkan bidang pantulnya, dimana cahaya akan terpantul sempurna jika dipantulkan oleh bidang datar dan akan memantul secara tidak teratur jika pada bidang yang tidak rata.
Perambatan cahaya paling baik dijelaskan dengan model gelombang tetapi pemahaman tentang pemancaran dan penyerapan memerlukan pendekatan partikel. Dari semua analisis pengukuran sampai tahun 1983, nilai yang paling mungkin untuk laju cahaya saat itu adalah[6]
                C = 2,99792458 x 108 m/s                      (1.1)
    
                 Dalam studi experimental terhadap efek fotoelektrik, kita menggunakan tabung yang divakumkan dengan dua elektroda yang digubungkan dengan rangkaian eksternal. Keping logam yang permukaannya mengalami radiasi, digunakan sebagai anode. Sebagian dari foto elektron yang muncul dari permukaan yang mengalami radiasi memiliki energi yang cukup untuk mencapai katode, walaupun muatannya negatif, dan elektron tersebut menbentuk arus yang dapat diukur dalam amperemeter. Ketika potensial v diperbesar, elektron yang mencapai katode lebih sedikit dan arusnya menurun akhirnya ketika v sama dengan atau melebihi suatu harga Vo yng besarnya dsn orde beberapa volt, maka tidaka ada elektron yang mencapai  katode dan arusnya terhenti. [5]  
    Kita akan mempelajari bagaimana laju dan energi kinetik elektron yang terpancar bergantung pada intensitas dan panjang gelombang sumber cahaya. Laju pancaran elektron diukur sebagai arus listrik pada rangkaian luar dengan menggunakan sebuah ammeter, sedangkan energi kinetiknya ditentukan dengan mengenakan suatu potensial perlambat (retarding potential) pada anoda sehingga elektron tidak mempunyai energi yang cukup untuk “memanjati” bukit potensial yang terpasang. Secara eksperimen, tegangan perlambat terus diperbesar hingga pembacaan arus pada ammeter menurun ke nol. Tegangan yang bersangkutan ini disebut potensial henti (stopping potential) Vs. Karena elektron yang berenergi tertinggi tidak dapat melewati potensial henti ini, maka pengukuran Vs merupakan suatu cara untuk menentukan energi kinetik maksimum elektron Kmaks:
Kmaks = e Vs                                                             (1.2)
e adalah muatan elektron. Nilai khas Vs adalah dalam orde beberapa volt.[2]
                Einstein mengasumsikan bahwa “kuantitas energi yang digunakan Planck dalam menyelesaikan permasalahan radiasi benda hitam, ternyata merupakan sifat universal cahaya”. Energi cahaya yang terkuantisasi sebesar h f, ketika salah satu kuanta yang disebut foton menumbuk permukaan katoda, seluruh energi ini dapat diserap sempurna oleh elektron tunggal. Bila W adalah energi yang dibutuhkan untuk melepaskan elektron dari permukaan (W disebut fungsi kerja dan merupakan karakteristik logam), energi kinetik maksimum elektron untuk meninggalkan permukaan adalah sebesar h f – W sebagai konsekuensi dari konservasi energi. Jadi, potensial henti diberikan oleh: [3]
eVs = (1/2 mv2)maks = h f – W                                (1.3)
                Sebuah foton yang memasok energi sebesar W, yang adalah tepat sama dengan energi yang dibutuhkan untuk melepaskan sebuah elektron, berkaitan dengan cahaya yang panjang gelombangnya sama dengan panjang gelombang pancung ( λc ). Pada panjang gelombang ini, tidak ada kelebihan energi yang tersisa bagi energi kinetik fotoelektron, sehingga
W = h f = h                                                      (1.4)

maka,
 λc =                                                                             (1.5)

Karena kita memperoleh satu foto elektron untuk setiap foton yang terserap maka penaikan intensitas sumber cahaya akan berakibat semakin banyak foto elektron yang dipancarkan, namun demikian semua foto elektron ini akan memiliki energi kinetik yang sama, karena semua foton memiliki energi yang sama.[2]
     Radiasi elektromagnetik terdiri dari paket energi diskret mirip partikel yang disebut foton atau kuantum. Setiap foton memiliki energi E yang bergantung hanya pada frekuensi radiasi f dan dengan h=6,626 x 10-34 J.s adalah konstanta planck.[1]

II.     METODE

Langkah pertama yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu disiapkan alat dan bahan yang diperlukan yaitu planck’s constant experiment apparatus, tegangan AC 220 volt, dan filter warna (merah, kuning, hijau, biru) seperti ditunjukkan pada gambar 2.1. Langkah selanjutnya yaitu dipastikan ampermeter dan voltmeter pada planck’s constant experiment dalam posisi nol dengan cara memutar zero adjusting. Kemudian alat dihubungkan dengan tegangan 220 volt, lalu dinyalakan dengan memutar power switch pada posisi on (pilot lamp menyala). Meas/calib diatur pada posisi meas dan inter/exter pada posisi inter. Selanjutnya filter warna dimasukkan pada folter intel, dan kemudian ditutup kembali. Langkah berikutnya diatur sensitivity pada alat, lalu light adjusting dial diputar agar incandescent lampu menyala. Kemudian diamati dan dicatat nilai arus pada amperemeter. Selanjutnya anodic voltage adjusting dial diputar ke kanan agar beda potensial pada foto katoda naik sampai ampermeter menunjukkan angka nol. Lalu diamati dan dicatat besar potensial pada voltmeter. Percobaan ini diulangi untuk intensitas yang berbeda (intensitas 1,2,3,4) dan dilakukan variasi sensitivitas (0.1 dan 1) serta variasi filter warna (merah, kuning, hijau, biru). Kemudian dibuat grafik hubungan stopping potensial dengan frekuensi.

               
Dari grafik yang dibuat, akan didapatkan nilai regresi linier:
y = ax + b                                                    (6)
yang digunakan untuk menghitung nilai konstanta planck dan fungsi kerja. Sumbu y pada grafik adalah nilai stopping potensial (Vs) sedangkan sumbu x adalah nilai frekuensi cahaya (f). Berdasarkan pada persamaan (1.2) yaitu:
Kmaks = eVs                                                            

h = a.e      (J.s)                                             (2.4)
W = b      (eV)                                             (2.5)
Pada percobaan ini terdapat eror pada alat sebesar setengah dari skala terkecil pada voltmeter. Skala terkecil pada voltmeter adalah 0.1 sehingga eror alatnya sebesar ± 0.05. Eror pada alat ini menyebabkan eror pada perhitungan. Untuk menghitung eror perhitungan, digunakan rumus:



III.     HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah dilakukan percobaan, didapatkan data berupa nilai Iout (μA) dan stopping potensial Vs (Volt) yang ditunjukkan pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Data arus dan stopping potensial yang dihasilkan dalam percobaan
Warna
Sensitivitas
Intensitas
I(μA)
Vs(volt)
Merah
0.1
1
15
0,3
2
15
0,4
3
20
0,5
4
25
0,5
1
1
5
0,2
2
6
0,25
3
7,5
0,3
4
9
0,4
Kuning
0.1
1
33
0,75
2
45
0,8
3
52,5
1
4
57,5
1,01
1
1
17,5
0,6
2
20
0,7
3
27,5
0,78
4
31
0,9
Hijau
0.1
1
25
0,79
2
37
0,83
3
45
1,3
4
50
1,35
1
1
5
0,65
2
15
0,7
3
21
0,75
4
26
0,8
Biru
0.1
1
25
0,9
2
42,5
1
3
55,5
1,35
4
65
1,5
1
1
25,5
0,8
2
42,5
1,1
3
55
1,25
4
65
1,35

Untuk mencari nilai frekuensi cahaya (f), digunakan persamaan (2.1) maka didapat hasil :






Tabel 2. Hasil perhitungan frekuensi cahaya
Warna
Rentang panjang gelombang (nm)
Rata-rata
c (108 m/s)
Frekuensi
(1017 Hz)
Merah
625
750
685
3
0.000436364
Kuning
570
590
580
3
0.005172414
Hijau
495
570
532.5
3
0.005633803
Biru
450
495
472.5
3
0.006349206

                Berdasarkan data pada Tabel 1 dan Tabel 2, menunjukkan bahwa semakin besar frekuensi cahaya menimbulkan arus keluaran (Iout) yang juga semakin besar.
     Pengaruh filter warna dalam percobaan ini adalah pada keluaran cahaya yang dihasilkan. Karena filter warna tertentu hanya meloloskan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pula. Semakin kecil panjang gelombang warna maka akan semakin besar pula arus serta stopping potensial yang dihasilkan. Kecuali pada filter warna biru. Nilai arus cenderung menurun dibandingakan filter sebelumnya. Ini disebabkan karena kesalahan pembacaan pada amperemeter analog.
      Sedangkan pengaruh intensitas pada percobaan ini adalah semakin besar intensitas cahaya yang diberikan maka akan semakin besar pula arus dan stopping potensial yang dihasilkan. Intensitas ini berkaitan dengan banyak sedikitnya foton yang dipancarkan. Maka semakin besar intensitasnya akan semakin banyak foton yang dipancarkan maka akan semakin besar pula arus dan stopping potensial yang dihasilkan.
        Arus bertambah besar berbanding lurus dengan frekuensi ini terjadi karena semakin besar frekuensi cahaya, semakin besar energi pancarannya. Sehingga fotoelektron yang dihasilkan dari penyinaran ini semakin banyak yang menyebabkan arus yang mengalir semakin besar. Semakin besar arus menyebabkan stopping potensialnya juga semakin besar.
         Sedangkan pengaruh sensitivitas pada percobaan ini yaitu sensitivitas 0.1 menghasilkan arus lebih besar dari pada sensitivitas 1, hal ini dikarenakan sensitivitas 0.1 lebih sensitiv dalam menunjukkan perubahan arus yang kecil sehingga arus yang ditunjukkan pada ampermeter lebih besar daripada sensitivitas 1.  
Metode pengolahan data untuk mencari nilai konstanta planck dan fungsi kerja pada percobaan ini menggunakan metode regresi linier. Regresi linier didapatkan dengan membuat grafik hubungan stopping potensial (Vs) dengan frekuensi (f). Stopping potensial (Vs) sebagai sumbu y dan frekuensi (f) sebagai sumbu x. Grafik dibuat tiap variasi sensitivitas dan variasi intensitas cahaya. Sehingga terdapat 8 grafik yang dihasilkan, salah satunya ditunjukkan oleh Grafik 1 berikut ini :


 Grafik 1. Hubungan stopping potensial dengan frekuensi saat intensitas 3 dan sensitivitas 1 μA.

Regresi linier grafik tersebut adalah:
y = 393.1x – 1.291
dan a = 393.1; b = -1.291
nilai  konstanta planck dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (2.4):
h = a.e
h = (393.1 x 10-17) x (1.602 x 10-19)
h = 6.2896 x 10-34 J.s
     nilai h yang dihasilkan memiliki selisih 0,3314. Nilai h yang tidak sama persis ini disebabkan oleh beberapa faktor. Fakto yang pertama adalah ketelitian pembacaan arus dan stopping potensial karena menggunakan multimeter analog. Sehingga nilai desimal dibelakang koma dari pengukuran tidak dapat diketahui secara pasti. Faktor yang kedua adalah adanya faktor-faktor mikromatis yang dalam percobaan diabaikan pengaruhnya terhadap percobaan konstanta planck ini
      faktor pengali 10-17 diberikan karena frekuensi yang digunakan dalam satuan 1017 Hz. Sedangkan untuk menghitung fungsi kerja dapat menggunakan persamaan (9):
W = ∣b∣
W = ∣-1.291∣
W = 1.291 eV

Untuk menghitung nilai eror perhitungan, digunakan persamaan (10):
Error = 5.0784021%

Selanjutnya, hasil perhitungan konstanta planck, fungsi kerja dan eror dengan menggunakan metode regresi linier pada grafik hubungan stopping potensial (Vs) dengan frekuensi (f ) disajikan dalam Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. hasil perhitungan nilai konstanta planck, fungsi kerja dan eror perhitungan
Sensitivitas
Inten-
sitas
h (J.s)
W (eV)
Eror (%)
0.1
1
7.93x10-34
1.847
19.6239
2
4.86x10-34
0.274
26.5933
3
5.42x10-34
0.236
18.2143
4
5.17x10-34
0.084
21.933
1
1
4.07x10-34
0.795
38.5461
2
4.07x10-34
0.745
38.5461
3
6.29x10-34
1.291
5.0784
4
4.95x10-34
0.614
25.3377
                Grafik 1 adalah grafik yang menunjukkan nilai konstanta planck yang paling mendekati nilai konstanta planck sesungguhnya. Dengan nilai eror terkecil yaitu 5.0784%. Nilai ini diperoleh pada saat menggunakan sensitivitas 1 dan intensitas 3. grafik yang lain tidak jauh berbeda dengan grafik 1. Hanya saja berbeda pada persamaan regresi liniernya. Nilai konstanta planck pada ketujuh grafik tersebut juga mendekati nilai konstanta planck sesungguhnya akan tetapi yang paling mendekati adalah grafik 1. Eror terbesar terjadi pada saat sensitivitas 1, intensitas 1 dan intensitas 2 yaitu sebesar 38.5461%.


IV.     KESIMPULAN

Dari percobaan konstanta planck ini dapat disimpulkan bahwa konstanta planck yang paling mendekati nilai konstanta planck sesungguhnya terjadi pada saat sensitivitas 1, intensitas 3 yaitu sebesar 6.29x10-34 J.s. Fungsi kerja yang dihasilkan sebesar 1.291 eV dan eror yang terjadi sebesar 5.0784%.
UCAPAN TERIMA KASIH
  penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten Arum Puspita Sari, muhammad Nasrullah, Aris Widodo Ridlo fajrittamam, rekan-rekan praktikan dan semua pihak terkait praktikum konstanta planck dalam melakukan percobaan dan penyelesaian laporan ini







                            DAFTAR PUSTAKA

[1]     Beiser, Arthur, 1986Konsep Fisika Modern Edisi tiga” Erlangga, Jakarta.
[2]     Chang,Raymond. 2004 “Kimia Dasar”. Erlangga.Jakarta
[3]     Halliday, Resnick. 1986 ”Fisika Modern”. Erlangga,Jakarta
[4]     Krane, Kenneth S, 1992 “Modern Physics”. John Willey & Sons, Inc. London.
[5]     Tipler, Llewellyn, “Modern Physics, fifth edition” W.H Freeman and Company, New York, pp. 129, 2008.
[6]     Young, Freedman. 2008. “FISIKA UNIVERSITAS”. Erlangga, Jakarta.

0 komentar:

Posting Komentar